Review Buku-Semestapun Berthawaf (T. Djamaluddin)

Gambar
  Identitas Buku Judul Buku: Semesta pun Berthawaf Nama Penulis: T. Djamaluddin Nama Penerbit: Mizan Tahun Terbit Buku: Cetakan I, Maret 2018 Jumlah Halaman: 151 RIngkas Semesta pun Berthawaf T. Djamaluddin adalah pengarang dari buku berjudul Semesta pun Berthawaf yang mengungkapkan bahwa segala yang ada di bumi dan di langit mengenai fenomena-fenomena yang terjadi diintegrasikan dengan ayat-ayat Al-Qura’an. T Djamaluddin gemar membaca dan menulis semasa menjadi mahasiswa, ada sepuluh tulisan tentang astronomi dan islam dimuat dibeberapa koran dan majalah, serta buku kecil mentoring. Buku ini juga mengintegrasikan fenomena-fenomena yang terjadi dengan Al-Qur’an. Pengetahuan bukan untuk dicocokkan dengan Al-Quran, melainkan hanya untuk menjelaskan. Buku ini menjelaskan tentang pelangi harmoni dalam keberagaman, bagaimana memahami pola pikir manusia yang nisbi lewat matahari. Lubang hitam yang teraniaya, bintang kejora kemegahan dan keunggulan relative, apakah bumi itu dat

Harsa Kelana-Puisi



Harsa Kelana

Dari semalam wajahmu tak pernah lepas dalam ingatan

Tapi kusadar itu hanyalah sebatas pikiran

Kusangka hanya dalam ingatan ternyata telah menjadi beban

Ternyata memang lucu, kukira dibibirmu ada darah ternyata gincu

Ku kira cinta ternyata hanya pikiranku yang rancu

Dulu kita sangat cair kenapa sekarang jadi beku 

Hatiku sungguh pilu mendengar kelakuanmu

Bagaimana bisa aku tanpa kamu

Tapi kamu bisa tanpa aku

Setiap sendiri air mataku berlinang di pipi

Organku seraya ingin diberi perlakuan fisioterapi

Kau bersandar di bahuku, aku senang ternyata hanya mimpi

Aku tanpamu benar benar sepi

Ku kira akan menjadi bisa ketika telah terbiasa

Nyatanya rasaku tak pernah kadaluarsa

Tuan, mengapa mengingatmu sekarang menjadikan ku nelangsa?

Ku rasa semua itu karna kita sudah menjadi Aksa

Yah kita jauh, eh maksudku kamu yang jauh dan acuh

Makassar, 08 Juli 2021

Komentar

  1. Puisinya bagus sekali kk. Sering sering post puisi yah...

    BalasHapus
  2. Sesuatu pasti kadaluarsa hanya saja belum waktunya
    Tunggu dan nantikan pelagi yg indahhh

    Puisinya bagus, trus lah berkarya anak mudahhhh

    BalasHapus
  3. Segala sesuatu akan pergi dan akan tergantikan dengan yang lain,semua tergantung pilihanmu,menutup diri dan membiarkan luka mengerayangi perasaanmu,atau memilih bangkit dan menyambut bahagia.

    BalasHapus
  4. Rasa tak pernah kadaluarsa, rasa yg tak lagi terasa bukan karena kadaluarsa tapi tertutup bahagia yg lain..
    Pilihlah rasa dimana kamu merasa teduh.
    Jangan terlena dengan rasa yang kamu rasa nyaman padahal risih baginya.
    Karena kebersamaan butuh dua rasa yang sama dalam membangun ikatan..

    BalasHapus
  5. Sungguh Menarik.
    Kadaluarsa atau tidak.
    Apa hal itu berlandaskan pada pilihan untuk memilih salah satunya atau hal ini bukanlah pilihan?
    Apakah waktu sanggup untuk memjawabnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perihal pilihan atw bukan. Kelak akan beradaptasi dengan sebuah rasa yang entah rasanya apakah sama dengan yang terdahulu.

      Hapus
  6. sukaa bangeett kak sama puisinya, ditunggu puisi2 selanjutnya🥰

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Struktur Bumi

Makalah Lengkap Pembuatan Power Supply

Laporan Kunjungan Ke BMKG