PENGANTAR GEOFISIKA
“ Laporan Kunjungan BMKG”
Oleh
: Kelompok
I
Anggota : 1. Hariani
2. Nurhalimah
3. Meldasari roman
4. Nurlaela
5. Nur indahsari
6. Musdaria
7. Ferawati Talib
8. Leis david
9.
Muhammad
Iqram
10.Saifuddin
Kelas : Geofisika B
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan
meteorologi dan geofisika,seperti penelitian dan pelayanan dibidang
iklim,cuaca,gempa bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan
cuaca.BMKG mempunyau status sebuah lembaga pemerintahan Non Departemen (LPND)
dipimpin oleh seorang kepala badan. BMKG mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dari berbagai kegiatan
peninjauan oleh BMKG ada baiknya pula kita sebagai mahasiswa mengetahui dan
melihat bagiamana BMKG itu sendiri. Inilah yang melatar belakkangi kami untuk
melakukan kunjungan di BMKG Wil. 4 Makassar. Pada tanggal Kamis 9 Juni 2016.
I.2 Rumusan Masalah
1.
Pengertian BMKG
2. Fungsi
BMKG
3. Kegiatan
yang di lakukan di BMKG
I.3 Tujuan
1.
Mengetahui pengertian BMKG
2. Fungsi
BMKG
3. Mengetahui alat yang terdapat pada Balai yang di gunakan dan di
perkenalkan oleh BMKG
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian BMKG
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang kegiatannya mengadakan penelitian,
pelayanan meteorologi dan geofisika,seperti penelitian dan pelayanan dibidang
iklim,cuaca,gempa bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan
cuaca.BMKG mempunyau status sebuah lembaga pemerintahan Non Departemen (LPND)
dipimpin oleh seorang kepala badan.
Adapun yang termasuk unsur-unsur iklim dan cuaca yang
diamati oleh pihak BMKG :
1.Suhu udara
2. Curah hujan
3. Tekanan Udara
4. Kelengasan Udara
5. Laju serta arah angin
6. Perawanan dan penyinaran matahari
II.2
Sejarah BKMG di Indonesia
sejarah pengamatan meteorologi dan
geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawalai dengan pengamatan yang
dilakukan secara peroroangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun
demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data
hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan
perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi
pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau
Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun
1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa.
Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor.
Pengamatan gempa bumi dimulai pada
tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di
Jakarta, sedangakn pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah
jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan
pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan
1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso
Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi
tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang
berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk
melayani kepentingan Angkatan Udara.
Di Jakarta dibentuk Jawatan
Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Pada
tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh
Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche
Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang
dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut
di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan
negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst
diubah menjadi jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan
dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya, pada tahun 1950
Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia
(World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan
Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun
1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960
namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah
Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah
menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah
Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan
Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu
instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun
1980 statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama
Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun
2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
II.3 Tugas dan Fungsi BMKG
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
- Perumusan
kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
- Perumusan
kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi
kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
- Pelaksanaan,
pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelayanan
data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Penyampaian
informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan
dengan perubahan iklim;
- Penyampaian
informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
- Pelaksanaan
kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
- Pelaksanaan
penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan,
pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi
dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan
pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan
manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pembinaan
dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
- Pengelolaan
barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
- Pengawasan
atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
- Penyampaian
laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
BMKG dipimpin oleh seorang Kepala berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden. BMKG memiliki 4 deputi sebagai berikut:
- Deputi
Bidang Meteorologi
- Deputi
Bidang Klimatologi
- Deputi
Bidang Geofisika
- Deputi
Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi
- Balai
Besar Wilayah I Medan
- Balai
Besar Wilayah II Ciputat
- Balai
Besar Wilayah III Denpasar
- Balai
Besar Wilayah IV Makassar
- Balai
Besar Wilayah V Jayapura
(Struktur
Organisasi BMKG)
BAB
III
METODE
KUNJUNGAN
III.1 Waktu dan Tempat
Hari,tanggal
: Kamis, 9 Juni 2016
Pukul : 09.00 – 12.20 WITA
Tempat : Balai Besar Wil.IV BMKG Makassa
III.2 Alat
Pada saat melakukan kunjungan
di BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofsisika) balai IV Makassar, Ada
beberapa Kegiatan yang di lakukan di antaranya Survey Alat :
1. Proses
Pemantauan Hilal atau Awal bulan dengan menggunakan Teleskop Vixen.
a.
Tabung teleskop
Sistem optik pada teleskop ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
-.
Tabung optik utama (VMC 200L)
Merupakan tempat terletaknya cermin utama dengan diameter 8 inci. Walaupun
ada penutup tabung tetapi karena tidak ada kaca pelindung di bagian atas tabung
maka cermin dapat terkontaminasi hal apa pun dengan sangat mudah, oleh karena
itu tabung optik harus diperlakukan secara hati-hati. Sebagai pengaman ada
penutup tabung teleskop. Pada bagian belakang tabung terdapat visual back untuk
memasang flip mirror atau diagonal. Flip mirror dapat digunakan untuk dua
situasi yaitu straight-thru viewing dimana eyepiece dipasang lurus terhadap
tabung dan right-angled viewing dimana eyepiece dipasang dengan sudut 90
- Finderscope
Finderscope adalah
teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama. Finderscope terpasang pada
tabung melalui attachment finder. Posisi finderscope dapat diubah-ubah bergantung keperluan. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengendurkan
dan mengencangkan
kembali sekrup pengunci finderscope. Biasanya pengubahan posisi finderscope
hanya dilakukan ketika perlu melakukan alignment antara finderscope dan tabung
utama.
- Eyepiece
Eyepiece berfungsi
sebagai lensa okuler pada sistem teleskop ini. Eyepiece dipasang pada ujung tabung melalui flip mirror atau diagonal. Agar posisi
eyepiece aman terdapat sekrup pengunci eyepiece pada flip mirror dan diagonal.
Kita harus memastikan bahwa pengunci eyepiece telah dipasang dengan kencang
sebelum menggunakan teleskop. Hal ini perlu dilakukan agar eyepiece tidak jatuh
selama pemakaian. Ada lima jenis eyepiece yang dapat digunakan dengan teleskop
Vixen ini. Jenis eyepiece yang tersedia diberikan secara rinci pada sub-bagian peralatan lain
b.
Mounting
Mounting Sphinx
merupakan sistem penggerak utama pada teleskop ini. Tabung utama dipasang pada
bagian atas mounting dengan bantuan dua buah sekrup pengunci tabung, yaitu
sekrup pengunci utama dan sekrup pengaman. Secara rinci bagian-bagian yang ada
pada mounting adalah sebagai berikut:
-
Klem dan kenop pengatur lintang/altitude
Mounting biasanya telah diatur dengan sudut ~6 yang sesuai dengan
koordinat lintang setempat (Bandung). Jika perlu mengubah sudut lintang maka
klem pengatur harus dikendurkan terlebih dahulu, kemudian ketinggian lintang
dapat diatur dengan memutar kenop pengatur. Klem pengatur harus dikencangkan
kembali setelah pengubahan selesai dilakukan.
-
Tutup sumbu polar (polar cap)
Bagian ini merupakan tempat polar scope yang berfungsi untuk melihat arah
utara-selatan.
-
Skala ketinggian lintang
Menunjukkan posisi lintang pengamat
- Klem deklinasi dan sudut jam
Kedua klem ini digunakan ketika mengubah posisi teleskop pada arah
deklinasi dan RA.
-
Pemberat arah sudut jam (counterweight HA)
Berguna sebagai penyeimbang pada arah sudut jam, terpasang pada batang
pemberat (counterweight bar). Untuk teleskop Vixen ini digunakan dua buah
pemberat dan masing-masing memiliki kenop pengunci. Agar pemberat aman
terpasang ada sekrup pengaman pemberat di ujung batang pemberat. Untuk keamanan
saat pemakaian teleskop mohon diingat untuk memastikan kenop dan sekrup telah
terkunci dengan baik.
- Port koneksi
Di bagian port koneksi terdapat port koneksi AC, port koneksi Star Book dan
saklar power untuk menyalakan teleskop
- Klem pengunci sambungan mounting
dengan half-pillar.
c.
Half-pillar
Fungsi half-pillar adalah untuk menaikkan posisi mounting agar instrumen
yang terpasang pada tabung teleskop dan tiang pemberat tidak terbentur tripod
ketika teleskop digunakan. Alat ini dipasang antara tripod dan mounting. Pada
bagian dalam atas half-pillar terdapat pengunci utama untuk menjaga sambungan
dengan mounting agar tidak bergeser. Selain itu pada bagian atas half-pillar
terdapat silinder kuningan yang berguna sebagai tempat pengunci dari klem
pengunci half-pillar pada mounting.
d.
Tripod
Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem teleskop, oleh sebab itu
harus dipastikan agar tripod ini berdiri kokoh sebelum memasang bagian yang
lain di atas tripod. Tripod terhubung dengan half-pillar melalui dua buah klem
pengunci, yaitu yang ada pada bagian bawah half-pillar dan pengunci pada bagian
bawah tripod.
e. Star Book
Teleskop dapat digerakkan secara otomatis melalui Star Book jika power-nya
telah dinyalakan. Star book terhubung ke teleskop melalui kabel yang dipasang
ke port koneksi. Penggunaan Star book dapat dilihat pada bagian pengoperasian
teleskop.
f. Peralatan lain
Perlengkapan teleskop Vixen berupa adapter AC beserta kabel untuk
menghubungkan teleskop dengan sumber AC. Selain itu ada satu buah koper
perlengkapan yang berisi eyepiece dengan berbagai panjang fokus, diagonal,
kotak baterai dan obeng serta kunci heksa. Eyepiece yang tersedia untuk
teleskop ini adalah eyepiece dengan diameter lensa 5 mm, 9 mm, 15 mm, 20 mm, 25
mm dan 40 mm.
2. Alat
feedback short period seismometer.
Alat seismometer merupakan alat tau
sensor getaran, yang biasanya di pergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau
getaran pada permukaan tanah. Hasil dari getaran ini di sebut seismograf.
Prinsip kerja Seismometer
Untuk menggunakan alat seimometer di
butuhkan beberap komponen di antaranya :
a. Seismograf
Alat sesimograf pada gambar masih
merupakan bagian seismometer yang bersifat analog. Alat ini di guanakan dengan
menghasilkan sinyal yang akan di tampilkan pada software pengolah sinyal
menjadi tampilan dalam bentuk gelombang.Penggunaan alat initidak boleh di
tempatkan di sembarang tempat penempatannya di tempat yang sedikit datar,
kemudian mengarahkan arah besi yang terpasang dalam badan seismometer ke arah
barat. Proses penempatan alat pada bidang tanah harus memperhatikan bundaran di
bagian samping pada alat.Seperti pada gambar berikut.
Mengarahkan bulatan tepat di bagian
tengah dengan memutar kaki kaki alat. Bulatan tersebut harus tepat berada di
bagian tengah yang menanadakan bahwa bidangnya sudah datar terhadap alat
seismometer.
Dalam penggunaannya,
alat ini di rangkaian dengan beberapa alat lainnya yaitu :
a.
Digital Periode Seismograph.
Alat ini di guanakan
untuk mengubah data yang masih dalam bentuk analog ke dalam bentuk di gital.
Kabel
ini di gunakan untuk menghubungkan seismometer sengan laptop. Carapemasangan
kabel ini hampir sama dengan pemasangan kabal pada umumnya, pemasangan kabel
ini di tentukan dengan kesamaan jumlah kaki antara cup pada alat dengan kabel.
Kabel
ini di gunakan untuk menghubungkan alat digital periode seismograph dengan
seismometer.
Contoh
pemasangan kabel antara seismometer dengan digital seismograph.
c.
Laptop
Laptop
yang telah di lengkapi aplikasi pembacaan sinyal dari seismometer. Laptop di
sini akan menampilkan sinyal dalam bentuk gelombang. Gelombang akan berubah
ketika ada getaran atau gempa bumi. Aplikasi yang di gunakan mengguanakan dua
folder yaitu trace dan event. Trace merupakan deteksi apabila tidak terjadi
gempa yang tampilan sinyalnya hanya berupa sinyal biasa sedangkan event
menrupakan deteksi apabila terdapat gempa dan alarm berbunyi yang di sebut
dengan event gempa. Untuk makroseismik data yang di peroleh merupakan data dari
event atau peluruhan gempa sedangkan mikroseismik yang di ambil adalah
sinyalnya. Setelah sinyal di peroleh akan di simpa dan diolah di Miniset
kemudian opsi dan akan muncul besar periode dan frekuensinya. Mono ST untuk
menampilkan sinyal, akusisi dan Data pro
untuk pengolahan sinyalnya.
3. Monitoring
Terdapat beberapa komputer atau layar besar yang
menmpilkan setiap bagian wilayah indonesia ataupun dunia. Komputer dan layar
besar tersebut merupakan monitoring atau evaluasi setiap daerah.
BAB
III
PENUTUP
I.1
Kesimpulan
- BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu lembaga
yang kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan
geofisika,seperti penelitian dan pelayanan dibidang iklim,cuaca,gempa
bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan cuaca.
·
Balai Besar
Wilayah I Medan
·
Balai Besar
Wilayah II Ciputat
·
Balai Besar
Wilayah III Denpasar
·
Balai Besar
Wilayah IV Makassar
·
Balai Besar
Wilayah V Jayapura
-
Alat
pendeteksi getaran dan analsis gempa bumi yaitu Seismometer
-
Alat
pemantauan Hilan yaitu teleskop dengan ketentuan dan metode tertentu.
-
Monitoring
dalam kantor BMKG berfungsi untuk memantau wilayah keseluruhan indonesia dan
terkhusus wilayah bagian yang meliputi balai besar BMKG sendiri. Pemantauan
gempa, cuaca dan iklim serta parameter laiinya.
IV.2 Saran
Dalam
melakukan kunjungan harus memperhatikan secara mendetai tentang penjelasan para
pembimbing sendiri. Serta mencacat segala sesuatunya yang di anggap penting.
Lampiran
Kegiatan yang di Lakukan saat di BMKG
Terimaksih sangat membantu sekali.
BalasHapusAlhamdulillah kll membantu mba..
BalasHapus