Review Buku-Semestapun Berthawaf (T. Djamaluddin)

Gambar
  Identitas Buku Judul Buku: Semesta pun Berthawaf Nama Penulis: T. Djamaluddin Nama Penerbit: Mizan Tahun Terbit Buku: Cetakan I, Maret 2018 Jumlah Halaman: 151 RIngkas Semesta pun Berthawaf T. Djamaluddin adalah pengarang dari buku berjudul Semesta pun Berthawaf yang mengungkapkan bahwa segala yang ada di bumi dan di langit mengenai fenomena-fenomena yang terjadi diintegrasikan dengan ayat-ayat Al-Qura’an. T Djamaluddin gemar membaca dan menulis semasa menjadi mahasiswa, ada sepuluh tulisan tentang astronomi dan islam dimuat dibeberapa koran dan majalah, serta buku kecil mentoring. Buku ini juga mengintegrasikan fenomena-fenomena yang terjadi dengan Al-Qur’an. Pengetahuan bukan untuk dicocokkan dengan Al-Quran, melainkan hanya untuk menjelaskan. Buku ini menjelaskan tentang pelangi harmoni dalam keberagaman, bagaimana memahami pola pikir manusia yang nisbi lewat matahari. Lubang hitam yang teraniaya, bintang kejora kemegahan dan keunggulan relative, apakah bumi itu dat

Makalah Geologi Lingkungan



Tugas Individu
GEOLOGI LINGKUNGAN




NAMA                       : NURLAELA
 NIM                            : 60400114032
                       





JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015/2016



GEOLOGI LINGKUNGAN

     A.      Pengertian Geologi
Geologi adalah pengtahuan bumi yang menyelidiki lapisan2x batuan yang ada dalam kerak bumi. Di dalam kerak bumi terdapat bermacam2x batuan dan diantar lapisan2x kerak bumi terdapat air yang kita gunkan sehari-hari. selain itu geologi berarti pengetahuan yang mempelajari sejarah perkembangan bumi serta mahluk yang pernah ada dan hidup di permukaan bumi.
Geologi Lingkungan adalah interaksi antara manusia dengan lingkungan geologis. Lingkungan geologis terdiri dari unsur-unsur fisik bumi (batuan, sedimen, tanah dan fluida) dan unsur permukaan bumi, bentang alam dan proses-proses yang mempengaruhinya. Bagi kehidupan manusia, lingkungan geologis tidak hanya memberikan unsur-unsur yang menguntungkan/bermanfaat seperti ketersediaan air bersih, mineral ekonomis, bahan bangunan, bahan bakar dan lain-lain, tetapi juga memiliki potensi bagi terjadinya bencana seperti gempa bumi, letusan gunung api dan banjir.
Geologi Lingkungan bisa dikategorikan sebagai bagian dari ilmu lingkungan, karena ilmu lingkungan adalah dasar pemahaman kita mengenai bumi dan membahas interaksi manusia dengan seluruh aspek yang ada disekelilingnya, termasuk aspek geologis serta dampaknya bagi kehidupan manusia. Karena itu filosofi utama dari geologi lingkungan adalah konsep manajemen lingkungan yang didasarkan pada sistem geologi untuk pembangunan berkelanjutan dan bukan pada beban lingkungan yang tidak bisa diterima.
    B.       Konsep Geologi Lingkungan
Tujuh konsep dasar terhadap pemahaman dan studi geologi lingkungan yakni:
   1.      Konsep Pertama  The earth is essentially a closed system
Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
Suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen sehingga membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu. Contohnya adalah sistem yang meliputi planet, vulkanik atau daur air.
Sebagian besar sistem saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya adalah bumi, bumi merupakan sistem yang terdiri dari 4 komponen yaitu atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer. Komponen-komponen tersebut saling berpengaruh dan membentuk permukaan bumi ini. Setiap perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan berimbas pula pada bagian yang lain. Kecenderungan tersebut merupakan prinsip suatu kesatuan lingkungan.
Contohnya, apabila terjadi letusan gunung berapi, maka juga dapat mempengaruhi atmosfer, yaitu karena keluarnya gas vulkanik, dan selain itu juga akan berpengaruh pada komponen hidrosfer karena akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan pada komponen biosfer dapat merubah kondisi lingkungan juga, dan kadang kondisi yang curam di daerah lereng dapat menyebabkan erosi atau tanah longsor. Hubungan-hubungan antar komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun dapat dipelajari dengan mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui bagaimanakah komponen tersebut dapat mempengaruhi komponen yang lain serta pengaruhnya terhadap daerah sekitar. Contohnya adalah hidrosfer, daur atau siklus air laut yang merupakan pengaruh dari cahaya matahari sehingga terjadi evaporasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kadar air atau kelembaban atmosfer.
Kita sama-sama mengetahui bahwa bumi tidak statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya sistem yang membuat perubahan material dan energi. Terjadi perpindahan energi dari matahari ke bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi, selama matahari memancarkan energinya ke bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka karena menerima energi dari luar bumi itu sendiri.
Namun, jika melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan maka kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya daur yang kontinu dari material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air laut akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air laut tersebut akan berubah menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun kembali ke bumi sebagai hujan dan pada akhirnya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan dimana batuan / sedimen pada akhirnya juga akan menjadi padat.
Oleh karena itu, meskipun nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka terkait hubungannya dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya  bumi adalah suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan siklus atau daur alami.
Semakin banyaknya kebutuhan, menyebabkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Hal ini akan terus menerus bertambah karena adanya proses untuk tetap menjaga siklus atau daur alami. Misalnya, jika kita ingin menjaga sumber daya air di suatu daerah, kita harus mengetahui proses alami yang mengalirkan air bawah tanah dan juga air permukaan. Atau jika kita ingin berkonsentrasi pada bahaya dari pembuangan limbah kimia, maka kita harus mengetahui bagaimana hubungan antara prosedur pembuangan limbah dengan daur alami untuk memastikan bahwa tidak akan ada kontaminasi sehingga menjadi bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga daur atau siklus alami dan kelangsungan setiap bagian dari siklus tersebut.
2.      Konsep Kedua “The earth is the only suitable habitat we have and it resources are limited”
Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas. Bumi yang kita tempati ini merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena bumi didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air, udara (dalam hal ini adalah oksigen), suhu yang sesuai yang memungkinkan terjadinya kehidupan, adanya lapisan atmosfer yang komposisinya dapat mendukung adanya kehidupan, dan faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak dimiliki oleh planet ataupun tempat manapun di alam semesta ini.
            Namun sayangnya, sumber daya yang ada di bumi ini baik yang dapat  diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini, semakin banyak saja pihak-pihak yang melakukan pengekspolitasian sumber daya alam tanpa memperhatikan upaya pelestariannya. Hal ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya karena dapat menjadi bumerang bagi manusia dan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal harus dapat menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan hidup dan kelangsungan bumi di masa mendatang.
3.   Konsep Ketiga : “Today’s physical processes are modifying our landscape and have operated throughout much of geologic time. However,the magnitude and frequency of these processes are subject to natural and artificially-induced change”
Proses - proses fisik saat ini mengubah bentang alam dan telah tersusun selama periode geologi. Bagaimanapun, besar dan frekuensi proses tersebut menyebabkan perubahan baik secara alami maupun buatan.
                Konsep ketiga ini adalah konsep yang menyatakan bahwa proses – proses alam yang terjadi pada saat ini merupakan kunci untuk mengetahui proses alam yang terjadi pada masa lalu dan merupakan prediksi untuk proses pada masa yang akan datang.
                Bumi ini bersifat dinamis dan tidak statis. Bumi selalu mengalami perubahan, baik yang bersifat alamiah atau terjadi dengan sendirinya karena aktivitas alam maupun yang terjadi karena perbuatan/ulah manusia. Perkembangan fisik bumi secara alami adalah akibat dari siklus bumi. Selain perubahan secara alami, terdapat perubahan buatan yang dilakukan oleh manusia, hal ini diakibatkan aktivitas manusia yang mempengaruhi keadaan alam dan fisik bumi saat ini, contohnya adalah pemanasan global yang terjadi akibat berbagai macam aktivitas manusia berdampak pada perubahan iklim dan lingkungan yang terjadi dibumi saat ini. Contoh perubahan alami adalah peristiwa terpecahnya lempeng benua yang sebelumnya merupakan suatu kesatuan daratan menjadi beberapa benua dan pulau-pulau yang ada di bumi pada saat ini).
4.   Konsep Ke Empat
Selalu terjadi proses alam yang membahayakan kehidupan manusia. Oleh karena itu, bencana alam ini haruslah dikenali dan sedapat mungkin dihindari, agar kerugian akan rusaknya harta benda dan jatuhnya korban jiwa dapat diminimalkan.
          Proses alam yang terjadi sekarang ini sebenarnya telah berlangsung sebelum manusia ada. Dalam perkembangan sejarah manusia, perjuangan melawan proses alam ini telah berlangsung dari hari ke hari. ketika manusia mulai berkembang dan belajar untuk memproduksi pangan, jumlah penduduk menjadi bertambah pula, sehingga menyebabkan bahaya terhadap proses alam semakin bertambah pula. Selain itu, adanya konsentrasi penduduk dan sumberdaya meningkatkan periode gempa, banjir, dan bencana alam lain. Hal ini terus berlangsung hingga sekarang, dimana banyak orang tinggal di area yang berbahay akibat proses alam, sehingga mudah terkena dampak yang merugikan.
   Ada dua tipe proses alam, yaitu:
a.    Tenaga eksogen, jika proses alam tersebut terjadi dipermukaan bumi. Contohnya, kerusakan karena hujan dan angin, pergerakan tanah atau endapan lumpur yang disebabkan oleh aliran air, angin atau es. Aktivitas makhluk hidup, termasuk manusia merupakan proses eksogen.
b.    Tenaga endogen, jika proses alam terjadi di bawah permukaan bumi. Contohnya, aktivitas gunung berapi dan diastrophism (proses alamiah bumi yang menyebabkan munculnya gunung, benua, dan ocean basins, dan sebagainya).
    Banyak proses alam yang menyebabkan korban jiwa dan kerugian terhadap harta benda, termasuk rob atau banjir yang terjadi di daerah dataran rndah (pesisir), gempa bumi, aktivitas gunung berapi, fenomena pergerakan tanah, seperti tanah longsor dan endapan lumpur. Besar dan frekuensi proses alam tersebut tergantung kepada faktor iklim, geologi, dan vegetasi di suatu wilayah. Misalnya, efek dari pengikisan tanah oleh air, bergantung pada intensitas air hujan, frekuensi badai, seberapa banyak air hujan dapat diserap tanah/batuan, kecepatan evaporasi, dan proses transpirasi air kembali ke atmosfer.
    Proses alam ini haris dapat dikenali dan diprediksikan dengan mempertimbangkan kondisi iklim, biologi, dan geologi. Setelah para ahli bumi dapat mengidentifikasi proses terjadinya bencana alam, mereka akan membuat informasi untuk para perencana dan pembuat keputusan. Kemudian berbagai macam jalan alternatif diterapkan untuk menghindari atau setidaknya meminimalkan kerusakan terhadap kehidupan manusia.
5.   Konsep5
   Perencanaan tataguna lahan dan tataguna air harus diupayakan seoptimal mungkin untuk memperoleh keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan variabel yang nyata, seperti estetika. Saat ini, pemandangan alam dapat dianggap sebagai sumber daya alam karena saat ini keindahan mempunyai nilai yang tinggi terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Pertimbangan faktor abstrak seperti estetika telah menjadi sesuatu yang umum, seperti halnya untung rugi. Namun, masih banyak yang menganggap bahwa adanya estetika disebabkan oleh keragaman nilai ekonomi. Hal ini terlihat dari banyak proyek yang hanya melihat pada pertimbangan keuntungan saja, tetapi tidak pernah memperhatikan aspek lingkungan.
    Dewasa ini, keseimbangan antara kriteria ekonomi dan estetika sangat sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, untuk menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika diperlukan adanya pengaturan skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika, pengembangan metode kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh, dan yang terakhir, pengembangan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika tersebut.
6.      Konsep Keenam “The effects of land use tend to be cumulative, and therefore we have an obligation to those who follow” Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah-pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam dengan mengumpulkan bahan makanan dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian, seiring dengan bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal, mereka mulai membuka daerah baru dan pada akhirnya mereka mengembangkan pertanian di daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat tinggal secara menetap/ permanan. Hal ini merupakan contoh awal dari sebuah penggunaan lahan buatan yang mampu memodifikasi lingkungan alami. Ini merupakan awal dari timbulnya masalah-masalah pembuangan limbah, polusi, erosi karena pembukaan lahan, dsb. Point yang terpenting dari seluruh proses pembangunan umat manusia adalah peningkatan permintaan pengolongan penggunaan tanah yang cenderung menjadi kumulatif seiring dengan waktu.
VII. Komponen pokok dari setiap lingkungan manusia merupakan suatu faktor geologi, dan pemahaman terhadap lingkungan ini membutuhkan wawasan dan pengetahuan yang luas terhadap ilmu bumi dan disiplin – disiplin ilmu lain yang masih berkaitan.
Proses geologi dipengaruhi oleh manusia, sebab adanya fakta bahwa geologi adalah lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan disiplin ilmu yang berkaitan dengan geologi lingkungan seperti :
1.   Geomorfologi, adalah studi tentang bentang alam dan proses pembentukan permukaan bumi
2.   Petrologi, adalah ilmu tentang batuan dan mineral
3.   Sedimentologi, adalah studi tentang tingkat endapan sedimen
4.   Tektonik, adalah studi yang mempelajari proses terjadinya cekungan laut, gunung dan kenampakan struktur alam lainnya
5.   Hidrologi, adalah studi tentang permukaan bumi
6.   Pedologi, adalah studi tentang tanah
7.   Geologi ekonomi, adalah aplikasi tentang penempatan dan pengujian tentang bahan mineral
8.   Geologi tektonik, adalah aplikasi informasi geologi masalah teknik
Cabang ilmu alam dan geologi lingkungan itu dapat dikategorikan lagi ke dalam 3 kategori, yaitu :
1.   Fisika; meliputi geografi fisik, proses hidrologi, tipe batuan dan tanah, klimatologi
2.   Biologi; meliputi aktivitas hewan dan tanaman, perubahan dalam proses dan kondisi biologi, informasi biologi tentang analisis ruang
3.   Sumber daya manusia termasuk penggunaan tanah ekonomi, estetika, interaksi antara aktivitas dan bidang fisika biologi.
Surat Al-Mulk ayat 3-4

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ  

Artinya:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS: Al-Mulk Ayat: 3)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis yang tidak ada satu makhluqpun dapat melakukannya. Tiap-tiap benda alam itu seakan-akan terapung kokoh ditengah-tengah jagat raya, tanpa ada tiang-tiang yang menyangga dan tanpa tali-temali yang mengikatnya. Tiap-tiap langit itu menempati ruangan yang telah ditentukan baginya di tengah-tengah jagat raya dan masing-masing lapisan itu terdiri atas begitu banyak planet yang tidak terhitung jumlahnya. Makanya benar bahwa Allah SWT berfirman hanya Allah SWT yang Maha Agung dan Maha Tinggi.


 
DAFTAR PUSTAKA

iztiarinta.blogspot.co.id/2012/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Struktur Bumi

Makalah Lengkap Pembuatan Power Supply

Laporan Kunjungan Ke BMKG