Review Buku-Semestapun Berthawaf (T. Djamaluddin)

Gambar
  Identitas Buku Judul Buku: Semesta pun Berthawaf Nama Penulis: T. Djamaluddin Nama Penerbit: Mizan Tahun Terbit Buku: Cetakan I, Maret 2018 Jumlah Halaman: 151 RIngkas Semesta pun Berthawaf T. Djamaluddin adalah pengarang dari buku berjudul Semesta pun Berthawaf yang mengungkapkan bahwa segala yang ada di bumi dan di langit mengenai fenomena-fenomena yang terjadi diintegrasikan dengan ayat-ayat Al-Qura’an. T Djamaluddin gemar membaca dan menulis semasa menjadi mahasiswa, ada sepuluh tulisan tentang astronomi dan islam dimuat dibeberapa koran dan majalah, serta buku kecil mentoring. Buku ini juga mengintegrasikan fenomena-fenomena yang terjadi dengan Al-Qur’an. Pengetahuan bukan untuk dicocokkan dengan Al-Quran, melainkan hanya untuk menjelaskan. Buku ini menjelaskan tentang pelangi harmoni dalam keberagaman, bagaimana memahami pola pikir manusia yang nisbi lewat matahari. Lubang hitam yang teraniaya, bintang kejora kemegahan dan keunggulan relative, apakah bumi itu dat

Review Buku-Surat Untuk Yang Pernah Patah Hati (Peyempuan)


-----------------------
Judul: Surat Untuk Yang Pernah Patah Hati
Penulis: Peyempuan
Penerbit: Transmedia Pustaka
Tahun Terbit: 2018
Tebal Halaman: 230

Buku ini ditulis untuk siapa saja yang pernah Patah Hati. Buku yang kumiliki hari Rabu, 19 Juni 2019. Buku ini adalah karya Ke-Enam peyempuan dan ini adalah buku ketiga yang kumiliki dari peyempuan. Buku ini kubeli karena memang patah hatiku belum sembuh selama 3 tahun hehehe. Jadi, kepada yang datang, mereka yang memilih untuk bertahan, dan mereka yang pergi dalam perjalanan hidup. kalian adalah Guru, kalian adalah Inspirasi, kalian ada hikmah yang ditebarkan oleh sang Mahasuci di bumi yang fana ini.

Buku ini terdiri dari 4 bab dengan beberapa sub bab yaitu Yang datang, Yang bertahan, Yang pergi dan saudara serusuk yang merupakan tulisan dari followers peyempuan.

Setiap kalimat dalam buku ini memberikan pembelajaran dan motivasi bagi kaum perempuan yang patah hati. Buku ini disajikan dalam bentuk cerita dan juga terdapat quotes yang sangat bagus menurutku. Oiyya berikut kutipan dalam buku ini halaman 127
Memaksa itu menyiksa
Kok?Bukankah kalu benar-benar cinta,
segala penghalang bisa ditebas?Bisa.
Tapi, setelah ditebas, ada beberapa jiwa yang meranggas?

Memaksa itu luka.
Belum lagi, bagi mereka yang sepenuh hati
tapi tak dihargai.

Ada yang setia tapi dikhianati.
Ada yang menunggu tapi tidak ada kepastian.
Ada juga yang sampai merasa rendah diri.

Kita sudah mencoba.
Tapi, Waktu adalah sang hakim yang
menentukan semuanya.

Sampai akhirnya,
perenungan membawa kita menempuh
arah yang berbeda
Dalam salah satu sub bab dalam buku ini yaitu surat dari mantan kekasih yang menceritakan tentang mantan yang tiba-tiba mengirimiku sepucuk surat. Siinya begini halaman 138:

Hai apakabar? Lama sekali kita tifak bertegur sapa. Entah kamu masih mengingatku atau tidak. Aku salah satu mantanmu yang kamu bilang telah merobek jiwa ragamu.

Sebenarnya, aku tidak ingin menyentil lagi luka lama.
Tapi, mungkin ini satu-satunya cara agar kamu ingat
nama dan wajahku. Meski kutahu dengan mengirim surat ini, kamu akan mengingat segala yang pernah terjadi antara kita. Segala manis dan pahit yang kita rasa.

Jika kamu tanya perihal maksudku mengirim surat ini,
jawabannya karena aku ingin meminta maaf.

Ya... Pertama aku minta maaf atas kelancanganku
mengirim surat ini. Aku tahu kedatangan surat ini pasti
akan membuatmu membayangkan kembali masa-masa
perih yang tentunya mengusik kebahagiaanmu saat ini.

Kedua, aku minta maaf telah memutuskanmu dengan
 berbagai alasan yang sebenarnya aku buat-buat. Aku
minta maaf bila dulu pernah mematahkan hatimu dan
membuatmu kecewa. Aku kinta maaf bila pernah
menjadi sebab air matamu jatuh. Aku minta maaf bila
masih memiliki utang. Saat itu aku hanya pura-pura
lupa. Dan, sampai kini masih belum kulunasi.

Yang ketiga, dan yang terpenting...aku minta
maaf telah menjadi yang pertama menerobosmu,
mengajakmu kepintu terlarang. Akulah
yang menjerumuskanmu ke dosa yang terdalam,
menggelinangkanmu dilumpur pekat. aku minta maaf
telah menjadi pengecut yang ingkar janji dan lari dari
tanggung jawab.

Tak perlu kamu balas surat ini. aku hanya memohon agar kamu bisa memaafkanku dari lubuk hatimu
yang paling dalam. Tolong, jangan kamu abaikan
permohonanku seperti dulu aku mengabaikan
oermohonananmu.

Jika kamu tanya apa alasanku repot-repot mengirim
surat ini kepadamu, tidak lain karena tepat sehari yang
lalu aku baru saja resmi menjadi seorang bapak dari
seorang ANAK PEYEMPUAN.

Tolong, Maafkan aku demi anakku.

Balasan suratnya di bawah ini halaman 140:

Dan karena selembar suratmu, hatiku yang telah
ditata ribuan hari kembali berantakan. Kamu
dan suratmu telah merobek luka keringku. Ya, luka
ini sebenarnya tidak pernah benar-benar sembuh.
Samudera sabr telah kuselami tapi langit ikhlas terlalu
tinggi.

Kemana kamu di ratusan hari selama masa suramku?
Kenapa tidak dari dulu kamu merasa bersalah? Kenapa
baru sekarang, hah?!Seandainya anakmu laki-laki,
masih kah kamu mengirimkan permintaan maaf padaku? Aku
yakin, sangat yakin, kamu akan tetap bertahan pada
kesombonganmu sebagai laki-laki jika kenyataannya
seperti itu. Kamu tidak mengemis seperti dalam
suratmu.

Jadi, jelas, soal permohonanmu, aku tidak mampu
memenuhinya. Aku tidak mampu memaafkanmu. Dan
ini, sejujur-jujurnya jawaban dariku.

BUkan soal aku tidak bisa melupakan, sebab aku telah
beranjak dari bayang-bayangmu. TApi, ini soal caramu.
caramu yang semaumu. Jerat, dapat, gantung, lepas,
lalu menghilang seolah tidak ada hati yang kamu
hancurkan.

Setelah lama ditelan bumi, kamu muncul membawa
ketakutanmu padaku. Untuk apa? Supaya aku kasihan?
Tidak!Rasa iba pada dirimu tidak pernah lagi terselip di
hatiku. Silahkan berdansa dengan ketakutanmu.

Terlepas dari masalah yanga da di antara kita,
kuucapkan selamat atas kelahiran anak peyempuanmu.
Tanamkan pondasi yang kuat. Ajarkan kepadanya nilai-nilai
luhur AGAR DIA tidak mengecewakanmu seperti
dulu aku mengecewakan ayahku.

JAgalah dia sebaik-baiknya agar tidak ada lelaki...
seperti ayahnya dulu, yang kelak memangsa dirinya saat
sedang mekar-mekarnya. Bila ketakutanmu benar-benar
menerpamu, itu bukan karenaku. Tapi, karena apa yang
telah kamu tepar di masa lali.

Bagaimana menurut teman-teman?Buku ini memang bagus adanya kan? Teman-teman bisa mendaptkan buku ini melalui toko buku yang terdekat dari kotamu. Semoga stoknya masih ada yah hehehe.

Terimaksih sudah membca yah. Semoga yang patah hati, bisa sembuh secepatnya. Nikmati patah hatimu maka setelahnya berbahagialah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Struktur Bumi

Makalah Lengkap Pembuatan Power Supply

Laporan Kunjungan Ke BMKG